Kuliah Santai Sore
Alternative Media session
Himpunan
Mahasiswa Seni Rupa UPI kembali menggelar acara dua mingguan yang
bertajuk Kuliah Santai Sore, Rabu (8/5) di Ruang Desain Jurusan
Pendidikan Seni Rupa UPI. Pertemuan kali ini masih menggaet Mufti
Priyanka a.k.a Amenkcoy
sebagai fasilitator yang menghadirkan langsung dari Cinunuk, Dilla dan
Dally Anbar dua pemuda resah berparas mirip (mereka ngakunya sih anak
kembar) pentolan dari Cucokrowo Mekgejin, sebuah indie zine yang berasal dari Kota Bandung.
We are the badass zine ever in INA
Kalimat yang tercantum dalam bio twitter tersebut memang mewakili karakter dari zine tersebut, dan seyogianya semua orang akan mengiyakan apabila telah membaca hasil karyanya, demi Tuhaan!.
Di
tahun 2010 Barlie Ve, Dilla Anbar, Dally Anbar, dan Jaisa Randy membuat
media bagi mereka berekspresi, mungkin dikarenakan kegelisahan yang
mereska rasakan akibat tekanan mental sebagai pengangguran. Memang
apabila tidak diluapkan tekanan mental yang dirasakan pengangguran akan
mempengaruhi sistem kerja syaraf otak dan pencernaan sebelah kanan, oleh
karena itu mereka mencoba mereduksi pengaruh tersebut dengan cara
menulis bebas, menggambar, me-review acara musik, dan lainnya.
Nama
Cucukrowo Mekgejin terinspirasi dari rambut anak punk yang seperti
duri, dalam bahasa Sunda disebut cucuk. Mengapa rambut cucuk anak punk
yang menjadi inspirasi mereka bukan rambut anak emo yang lebih halus nan
nyengled? sekali lagi ini mewakili karakter buletin yang nyeleneh dan kucel
seperti visualisai anak punk slebor yang sering kita lihat di
perempatan jalan. Kemudian mereka menambahkan kata rowo untuk melengkapi
cucuk agar terdengar lebih jantan seperti burung cucokrowo yang menjadi
lambang zine ini. Tidak mau disamakan dengan majalah anak SMA
yang mengimbuhkan kata Magazine dibelakangnya, maka mereka menambahkan
kata Mekgejin untuk mempertegas zine ini diperuntukan bagi mereka yang telah melewati masa akhir baligh.
Konsep zine yang
nyeleneh tidak seperti pada umumnya menjadi suatu sensasi tersendiri
bagi para pembaca, meskipun konten yang ada di dalamnya tidak terlalu
penting namun cukup membuat orang tertawa geli atau geuleuh ketika membacanya. Indie zine yang masih bertahan selama tiga tahun ini telah mengedarkan 14 edisi berbentuk fisik dan 13 edisi berbentuk digital *.pdf yang bisa diunduh gratis di blog mereka.
Materi yang ditampilkan pada tiap edisi sangat variatif, dengan rubrik-rubrik yang beragam menggelitik, dari manual drawing Dilla
(atau Dally, lupa) hingga kolase-kolase digital tokoh-tokoh yang dibuat
kocak. Dalam beberapa edisi terdapat pula karya komik absurd yang dibuat oleh Yoga, tam-tamer dari orkes legendaris Pemuda Harapan Bangsa.
Keberanian untuk bersuara bebas, think wild!
Dally
dan Dilla yang bukan berlatarbelakang pendidikan seni rupa atau desain
tidak menutup keinginan mereka untuk berekspresi mengeluarkan ide
gagasan buah pikirannya melalui sebuah buletin yang dapat dinikmati oleh
orang lain juga. Dengan layout seadanya, tulisan yang tidak sesuai EYD dan artwork yang
berjubel mereka berani untuk memperlihatkan ke semua orang (mungkin
tidak pada kedua orangtua mereka) bahwa itu adalah karya mereka yang
mereka banggakan. Menurut mereka membuat zine ini merupakan kuliah yang sebenarnya, zine ini membuat mereka untuk lebih belajar menulis lepas bebas, membuat artwork-artwork gahar, me-layout tampilan tiap halaman zine, membuat teaser video, hingga berinteraksi dengan orang lain yang belum mereka kenal.
Spirit itu yang mengantarkan mereka sampai di tahun ketiga meskipun mereka sudah mencoba untuk bubar namun tidak bisa dikarenakan nantinya tetap akan bertemu di rumah yang sama, di kamar yang sama malah.
Kuliah
Santai Sore kali ini memang menghadirkan materi yang tidak biasa serta
pemateri yang luar biasa pula, mengingatkan kembali kepada budaya
menulis yang memang perlu ditingkatkan kembali, tidak terlepas apa
profesinya, baik guru, seniman, bahkan oleh seorang tukang sayur
sekalipun yang harus menuliskan daftar harga belanjaannya agar dia tidak
mengalami kerugian. Kuliah Santai Sore Rabu ini mengajak para audiens
untuk lebih liar untuk mengekspresikan diri, tidak mesti terpaku dalam
satu saluran berkarya namun dapat pula mengupakayan berbagai lini,
mencari media alternatif untuk meluapkan gagasan yang ada dalam pikiran.
Hebred mang!
-Sigit Ramadhan
-
Links
Cucukrowo Mekgejin Tumblr (download tiap edisi disini)
http://cucukrowo.tumblr.com/
Cucukrowo Mekgejin Official Twitter
https://twitter.com/cucukrowo_mek
Cucukrowo Mekgejin Facebook Fanpage
http://www.facebook.com/cucukrowo.mek